Jumat, 07 Oktober 2011

Berkebun



Senin adalah hari dengan rutinistas terpadat. Hari ini aku kuliah full dari jam 7-15.30. Pegal, capek, enek bersatu seperti permen nano-nano yang fantastis rasanya ! :D Buat refreshing, aku minta piggy nemanin mencari bibit bunga.

Akhir-akhir ini aku seperti ibu hamil yang ngidam bunga matahari. (cocok ga ya analoginya?) hmmm...lebih tepatnya seperti suami mabok janda? (lho? Lebih ngaco lagi..hahaha)

Berhubung piggy hanya punya satu helm, maka aku mencari helm dulu ke sekre BEM di PKM. Disana aku bertemu sidingin. Dan meminjam helm putihnya.

Motor piggy menuju arah sersan bajuri ke atas. Lebih tepatnya lagi didaerah cihideung. Disina memang terkenal menjual bibit bunga lengkap beraneka ragam dan jenis. Mulai dari anak bunga sampe nenek moyang bunga yang jompo dan renta hingga cocok dijadikan bibit bunga lagi pun tersedia disini.

Setelah bertanya-tanya. Dimana?dimana? bibit bunga matahari (versi lagu ayu ting-ting)

Akhirnya kami menemukannya dikios bunga nini.

Harga awal bunga matahari Rp.10.000/satu bunga. Bibitnya Rp.5000/onggokkan.
Karena uang didompet hanya Rp.12.000 dengan sedikit gombalan aku menawar. Hingga akhirnya aku dapat 2 bunga dengan 1 onggokan bibitnya yang seperti kuaci favourite nya hamtaro.

Dengan wajah sumringah aku pulang kekosan membawa bunga. Lalu menanamnya dihalaman kosan. Berharap bunga yang ku tanam tumbuh subur dan keindahannya mampu menyemangatiku ditiap hari saat membuka pintu kosan ketika akan mulai beraktifitas.

Seperti kata film secret garden “cinta itu ibarat berkebun. Dia akan subur jika disiram dengan kehangatan hati seperti matahari dan curahan ketulusan kasih sayang seperti air” berhubung aku tidak lagi memelihara cinta. Maka bunganya dulu aja kali ya. Berlatih menanam untuk telaten menjaga.

Karena begitu lah cinta. “bisa datang tapi belum tentu mampu terpelihara lama”.

Winda monika
Bandung, 3 oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar